“ Ya
Allah panjangkanlah hidupku, jika kehidupan itu lebih
baik
bagiku, dan wafatkanlah aku jika kematian itu lebih baik untukku.”
(HR Bukhari Nasa’i)
Allah telah
menentukan kadar ujian hidup sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Seberat apapun
ujian tersebut, hakikatnya masih dapat diatasi jika mau berikhtiar dan berdoa.
Dikatakan dalam Al-Qur’an , “Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut
kesanggupannya.”(QS Al-Mu’minun[23]:62).
Hanya saja ada di antara Muslimah yang melihat ujian yang menimpanya seakan
sangat berat sehingga membuatnya
semakin putus asa.
Seorang Muslimah
dapat belajar dari keteguhan seorang balita yang sedang belajar berjalan. Dia
tiak pernah mengeluh, meski harus jatuh bangun ratusan kali. Balita tersebut
seringkali menangis dan merasa kesakitan karena usahanya tersebut, tetapi dia
tidak pernah mogok dan putus asa untuk tetap belajar berjalan. Nabi Ibrahim
menyebut orang yang putus asa adalah orang yang sesat. Ibrahim berkata “Tidak
ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang – orang yang
sesat.” (QS Al-Hijr [15]: 56).
Harus diakui bahwa muslimah adalah makhluk
yang mempunyai perasaan yang halus dan terkadang mudah rapuh tatkala menghadapi
situasi yang rumit dan sulit dia selesaikan. Kondisi tersebut berakibat pada
melemahnya keteguhan diri sehingga dia bisa saja mengharap datangnya ajal
dengan segera. Jika demikian, sebaiknya dia berharap kepada Allah , sebagaimana
yang diajarkan oleh Rasulullah Saw., “Janganlah mengharap kematian karena tertimpa
musibah duniawi. Jika terpaksa, hendaknya dia mengucapkan , ‘Ya Allah
panjangkanlah hidupku, jika kehidupan itu lebih baik bagiku, dan wafatkanlah
aku jika kematian itu lebih baik bagiku” (HR
Bukhari Nasa’i)
salam sukses gan Kunjungi balik ya, podo2 jogja saling mendukung
BalasHapuswww.faronesia.com
www.faronesia.com